BIOLOGI ITU OBAT

Biologi juga mendukung ditemukannya obat-obatan yang diperlukan manusia. Farmasi juga membantu memahami bagaimana reaksi manusia dalam memahami reaksi tubuh terhadap bahan kimiawi tertentu yang ada dalam obat. Riset tentang ketersediaan obat yang tepat untuk penyakit tertentu merupakan perkembangan dunia Farmasi dikaitkan dengan ilmu biologi. Farmasi juga sangat membantu dalam mempelajari biological engineering untuk produksi senyawa-senyawa tertentu seperti antibiotik dan insulin..

BIOLOGI ITU DOKTER

Teknologi bidang kedokteran saat ini berkembang pesat. Adanya transplatasi organ tubuh manusia (ginjal, jantung, mata, hati, dan lainnya) mulai berkembang di abad 20. Teknologi keberhasilan implatansi bayi tabung memudahkan penerusan keturunan dengan cara in vitro (dalam tabung). Belum lagi penanganan penyakit-penyakit yang sebelumnya tidak bisa diatasi seperti kanker, AIDS, autis dan penyakit degenratif seperti diabetes, kini mulai tertangani dengan kemajuan teknologi di bidang Kedokteran dan Farmasi..

BIOLOGI ITU ENERGI

Hadirnya biogas dengan memanfaatkan kotoran sapi dan hewan lainnya merupakan contoh nyata limbah hewan bisa dijadikan alternatif untuk pengganti energi. Biogas bisa dipakai untuk memasak di pedesaan dan penerangan. Penemuan bio-diesel dan minyak jarak sebagai alternatif bahan bakar fosil untuk otomotif cukup memberikan angin segar.

BIOLOGI ITU SEHAT

Biologi mendukung bidang kesehatan seperti pemahaman tentang struktur tubuh manusia, histologi (ilmu jaringan), anatomi (ilmu letak tubuh), fisiologis (ilmu tentang faal tubuh), ilmu tentang kondisi abnormal tubuh (patologi) dan lainnya. Riset dan penemuan antibiotik dari jamur penicillium merupakan salah satu fakta peranan biologi dalam dunia kesehatan. Termasuk banyak ditemukannya vaksin-vaksin (vaksin flu burung, rabies, penyakit mulut dan kuku, vaksin cacar, vaksin Polio, dan lainnya) untuk vaksinasi menghadapi meledaknya (outbreak) penyakit.

BIOLOGI ITU KULINER

Biologi bisa dikembangkan dalam ilmu kuliner, yaitu ilmu yang berkaitan dengan olah cita rasa dan olah masakan. Hal ini terkait dengan pemanfaatan bahan nabati dan bahan protein hewani sebagai bahan dasar masakan, dan racikan bumbu sebagai bahan penyedap rasa.

Rabu, 23 Oktober 2024

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN


 "TeacinTeaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)" - Bob Talbert. Maksud dari petikan tulisan ini bahwa mengajarkan murid untuk mendapatkan suatu hasil benar itu penting, namun mengajari cara / proses mereka dalam memperoleh hasil yang benar itu jauh lebih penting sebab dalam proses tersebut murid diajarkan suatu nilai-nilai etika/kebajikan seperti kejujuran, menghargai, percaya diri dan nilai kebajikan universal lainnya yang akan membuat mereka memiliki karakter / soft skill yang kuat. Menurut saya soft skill yang dibutuhkan anak di era sekarang adalah keberanian, rasa percaya diri, cara berkomunikasi, keterampilan sosial serta kecerdasan emosional. Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mengedepankan etika sebagai dasar dalam pengambilan keputusan karena bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal. Selain itu, keputusan yang kita ambil haruslah berpihak pada murid dan harus bisa dipertanggungjawabkan.
    Terdapat tiga prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), berpikir berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan berpikir berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Penggunaan prinsip-prinsip tersebut dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi, keputusan tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran sudah pasti akan menghadapi situasi dimana situasi tersebut memiliki dampak yang sama-sama benar. Ini akan menjadi dilema tersendiri bagi kita. Namun demikian sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya kita dapat menghadapi situasi tersebut dengan hati yang tenang dan kepala yang dingin, sehingga kita dapat menganalisa situasi tersebut dengan tepat. Sebagai pemimpin pembelajaran selayaknya kita memberikan contoh yang baik dalam mengatasi berbagai macam situasi, memberikan bimbingan kepada warga sekolah yang sedang menghadapi situasi dengan menggunakan paradigma, prinsip dan langkah pengembilan keptusan kaitannya dengan dilema etika.
    "Education is the art of making man ethical" - Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Kutipan ini mengandung makna bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya bukan hanya tampilan akademik saja yang di poles pada murid kita, namun jauh dari itu tampilan karekter/soft skill murid kita jauh lebih utama (etiket yang unggul) sebab dengan demikian mereka akan menjadi tangguh dalam menghadapi warna-warni dari kehidupan mereka dan dapat mengantarkan mereka dalam keselamatan dan kebahagiaan hidupnya. Hal ini akan terwujud jika kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran selalu menerapkan pengambilan keptusan terhadap situasi dilema yang selalu didasarkan pada keberpihakan pada murid, mengandung nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan.
    Ki Hadjar Dewantara dengan prinsip Trilokanya mengatakan "Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani"Ing Ngarso Sung Tuladha mengandung makna bahwa Sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya kita bisa memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru oleh murid. Ing Madya Mangun Karsa mengandung arti bahwa Sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam mengambil keputusan hendaknya yang menguntungkan murid, meningkatkan semangat dan kemampuan murid dalam proses pembelajaran sehingga mereka dapat mengoptimalkan potensi akademik dan potensi karakter murid. Tut Wuri Handayani artinya bahwa Sebagai Pemimpin Pembelajaran hendaknya dalam mengambil keputusan dapat mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualitas agar selalu menjadi lebih baik.
    Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, mengandung nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pengambilan keputusan memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching. Pada proses coaching kita membantu coachee dalam menentukan atau mengambil keputusan. Keputusan yang diperoleh hendaknya dapat berpihak pada murid, mengandung nilai - nilai etika dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan.
    Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat memberikan kebijakan yang sama - sama dapat diterima.         Seorang pemimpin pembelajaran ketika dihadapkan dengan situasi yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Pengambilan keputusan harus didasarkan pada keberpihakan terhadap murid, mengandung nilai - nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika seorang pemimpin pembelajaran mampu mengambil keputusan atas situasi yang dihadapinya dengan mempertimbangkan dasar, paradigma, prinsip dan langkah pengambilan keputusan yang tepat, maka hal ini akan berdampak pada terciptanya lingkungan belajar yang positif, kondusif anam dan nyaman untuk tempat belajar murid. Tantangan yang sering dihadapi dalam pengambilan keputusan terhadap situasi yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak dalam diri  terhadap orang lain dengan keputusan yang diambil. Oleh karenanya menerapkan dasar, paradigma, prinsip dan langkah pengembilan keputusan dapat membuat kita merasa semakin percaya diri dalam mengambil suatu putusan terhadap situasi dilema yang dihadapi. Pengaruh pengambilan keputusan yang diambil dengan pengajaran memerdekakan murid adalah terciptanya merdeka belajar. Maksudnya adalah dengan pengambilan keputusan yang menggunakan dasar, paradigma, prinsip dan langkah pengambilan keputusan, seorang pemimpin pembelajaran dapat memilih pendekatan, model dan strategi pembelajaran yang memerdekakan murid dalam proses belajarnya sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan gaya belajarnya sehingga mereka dapat menumbuhkembangkan potensi yang dimilikinya. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran hendaknya harus membawa dampak positif bagi kehidupan dan masa depan murid, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan terhadap situasi yang dihadapi hendaknya selalu berpedoman pada keberpihakan terhadap murid, mengandung nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian murid akan selalu merasa terlindungi dan percaya diri dalam aktivitas belajarnya sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan potensinya tanpa adanya suatu tekanan ataupun dilema.

Sumber materi lain : 
Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan    Lihat
Empat Paradigma Dilema Etika                             Lihat
Video Pemahaman 3 Prinsip Dilema Etika            Lihat

Rabu, 23 Oktober 2024

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN


 "TeacinTeaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)" - Bob Talbert. Maksud dari petikan tulisan ini bahwa mengajarkan murid untuk mendapatkan suatu hasil benar itu penting, namun mengajari cara / proses mereka dalam memperoleh hasil yang benar itu jauh lebih penting sebab dalam proses tersebut murid diajarkan suatu nilai-nilai etika/kebajikan seperti kejujuran, menghargai, percaya diri dan nilai kebajikan universal lainnya yang akan membuat mereka memiliki karakter / soft skill yang kuat. Menurut saya soft skill yang dibutuhkan anak di era sekarang adalah keberanian, rasa percaya diri, cara berkomunikasi, keterampilan sosial serta kecerdasan emosional. Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mengedepankan etika sebagai dasar dalam pengambilan keputusan karena bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal. Selain itu, keputusan yang kita ambil haruslah berpihak pada murid dan harus bisa dipertanggungjawabkan.
    Terdapat tiga prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), berpikir berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan berpikir berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Penggunaan prinsip-prinsip tersebut dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi, keputusan tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran sudah pasti akan menghadapi situasi dimana situasi tersebut memiliki dampak yang sama-sama benar. Ini akan menjadi dilema tersendiri bagi kita. Namun demikian sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya kita dapat menghadapi situasi tersebut dengan hati yang tenang dan kepala yang dingin, sehingga kita dapat menganalisa situasi tersebut dengan tepat. Sebagai pemimpin pembelajaran selayaknya kita memberikan contoh yang baik dalam mengatasi berbagai macam situasi, memberikan bimbingan kepada warga sekolah yang sedang menghadapi situasi dengan menggunakan paradigma, prinsip dan langkah pengembilan keptusan kaitannya dengan dilema etika.
    "Education is the art of making man ethical" - Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Kutipan ini mengandung makna bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya bukan hanya tampilan akademik saja yang di poles pada murid kita, namun jauh dari itu tampilan karekter/soft skill murid kita jauh lebih utama (etiket yang unggul) sebab dengan demikian mereka akan menjadi tangguh dalam menghadapi warna-warni dari kehidupan mereka dan dapat mengantarkan mereka dalam keselamatan dan kebahagiaan hidupnya. Hal ini akan terwujud jika kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran selalu menerapkan pengambilan keptusan terhadap situasi dilema yang selalu didasarkan pada keberpihakan pada murid, mengandung nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan.
    Ki Hadjar Dewantara dengan prinsip Trilokanya mengatakan "Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani"Ing Ngarso Sung Tuladha mengandung makna bahwa Sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya kita bisa memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru oleh murid. Ing Madya Mangun Karsa mengandung arti bahwa Sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam mengambil keputusan hendaknya yang menguntungkan murid, meningkatkan semangat dan kemampuan murid dalam proses pembelajaran sehingga mereka dapat mengoptimalkan potensi akademik dan potensi karakter murid. Tut Wuri Handayani artinya bahwa Sebagai Pemimpin Pembelajaran hendaknya dalam mengambil keputusan dapat mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualitas agar selalu menjadi lebih baik.
    Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, mengandung nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pengambilan keputusan memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching. Pada proses coaching kita membantu coachee dalam menentukan atau mengambil keputusan. Keputusan yang diperoleh hendaknya dapat berpihak pada murid, mengandung nilai - nilai etika dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan.
    Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat memberikan kebijakan yang sama - sama dapat diterima.         Seorang pemimpin pembelajaran ketika dihadapkan dengan situasi yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Pengambilan keputusan harus didasarkan pada keberpihakan terhadap murid, mengandung nilai - nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika seorang pemimpin pembelajaran mampu mengambil keputusan atas situasi yang dihadapinya dengan mempertimbangkan dasar, paradigma, prinsip dan langkah pengambilan keputusan yang tepat, maka hal ini akan berdampak pada terciptanya lingkungan belajar yang positif, kondusif anam dan nyaman untuk tempat belajar murid. Tantangan yang sering dihadapi dalam pengambilan keputusan terhadap situasi yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak dalam diri  terhadap orang lain dengan keputusan yang diambil. Oleh karenanya menerapkan dasar, paradigma, prinsip dan langkah pengembilan keputusan dapat membuat kita merasa semakin percaya diri dalam mengambil suatu putusan terhadap situasi dilema yang dihadapi. Pengaruh pengambilan keputusan yang diambil dengan pengajaran memerdekakan murid adalah terciptanya merdeka belajar. Maksudnya adalah dengan pengambilan keputusan yang menggunakan dasar, paradigma, prinsip dan langkah pengambilan keputusan, seorang pemimpin pembelajaran dapat memilih pendekatan, model dan strategi pembelajaran yang memerdekakan murid dalam proses belajarnya sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan gaya belajarnya sehingga mereka dapat menumbuhkembangkan potensi yang dimilikinya. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran hendaknya harus membawa dampak positif bagi kehidupan dan masa depan murid, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan terhadap situasi yang dihadapi hendaknya selalu berpedoman pada keberpihakan terhadap murid, mengandung nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian murid akan selalu merasa terlindungi dan percaya diri dalam aktivitas belajarnya sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan potensinya tanpa adanya suatu tekanan ataupun dilema.

Sumber materi lain : 
Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan    Lihat
Empat Paradigma Dilema Etika                             Lihat
Video Pemahaman 3 Prinsip Dilema Etika            Lihat